Langit memerah di tengah badai biduk kelopak mata
Meneteskan secuil air kotor yang mengalir liar
Lidah menjadi kaku pada bising kalimat tak benar
Berkesimuh sejuta lidah kasar meracuni telinga
Namun raga terdiam tak berliuk menatap pada benar
Merongrong segala kebenaran ditengah terik raga
Syaraf tak lagi menyatu dengan bisikan hati
Duduk menekuk lutut sambil menengadah menatap hampa
Bising kalimat kasar semakin berbisik menusuk jiwa
Tembus hingga melukai benih benih asmara jelata
Tetap terdiam kaku lalu jemari renggang melanggang
Geraham gemetar takut pada kegelapan tengah malam
Sementara cahaya menusuk bumi siap menerka esok
Raga tetap saja tak berada pada hakikatnya
Mati di telan rasa takut pada kalimat salah
Gelagak tawa di tengah ambisi semakin menikam raga
Terkubur didalam diam dan tak bergerak menuju celah
Terhimpit kalimat salah yang kian erat pada setiap
waktu
Mengekang raga yang kini mati dipersimpangan nafas
Namun enggan meninggalkan raga yang sedang mati suri
Jogja, 20 November 2018
Posting Komentar