Gunung Sabampolulu Kabaena merupakan gunung dengan ketinggian 1533 Meter Diatas Permukaan Laut (MDPL). Gunung ini juga menjadi pendakian pertama saya pada tahun 2023.
Dataran gunung Sabampolulu terletak di kawasan Tangkeno, Kabaena, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Jika kamu punya cukup uang dan waktu, saya sangat sarankan untuk bisa pergi ke Gunung Sabampolulu untuk berwisata atau menikmati alam (selama diizinkan oleh warga setempat).
Mungkin belum banyak yang menulis tentang info pendakian Gunung Sabampolulu Kabaena. Perlu kamu tahu bahwa gunung yang ada di Kabupaten Bombana ini merupakan ciptaan Tuhan yang sempurna dan indah yang patut kita jaga.
Pada kesempatan ini, saya akan membagikan pengalaman pendakian gunung Sabampolulu Kabaena kepada kalian semua. Berikut ini adalah info mengenai estimasi, jalur dan biaya yang perlu kamu tahu.
Sekilas Tentang Gunung Sabampolulu
Gunung ini berada di Desa Tangkeno, Kabaena Sulawesi Tenggara dan memang memiliki keindahan alam yang sangat unik dan menarik. Jika dilihat dari Google Map, Sabampolulu berada di tengah pulau Kabaena.
Gunung yang indah ini adalah titik tertinggi di Pulau Kabaena Sulawesi Tenggara dan menurut saya pribadi merupakan pendakian terpopuler di Sulawesi Tenggara selain gunung Mekongga.
Pemandangannya dari atas gunung Sabampolulu juga spektakuler pada hari yang cerah, dengan pemandangan tebing karst spektakuler yang disebut sebagai Batu Sangia (tingginya sekitar 1.100 MDPL) terlihat bermil-mil ke arah barat laut. Saat kami berada di kawasan wisata Tangkeno, pemandangan Batu Sangia menjadi lebih indah.
Info Pendakian Gunung Sabampolulu
Bagaimana, apakah kamu sudah penasaran? Sesuai dengan pengalaman saya pribadi saat mendaki gunung ini di bulan Agustus 2023, berikut ini adalah estimasi jalur dan biaya yang harus kamu tahu.
Cara Ke Gunung Sabampolulu
Pastinya, langkah awal dalam pendakian adalah mengetahui cara menuju gunung ini. Jika kamu berasal dari luar Pulau Kabaena, maka satu-satunya akses yang bisa kamu gunakan adalah kapal cepat atau kapal Feri.
Karena saya berangkat dari kota Kendari, maka saya hanya akan membagikan estimasi perjalanan dari Kota Kendari saja. Dimana saya menggunakan kendaraan roda dua untuk menuju gunung Sabampolulu.
Cara menuju gunung ini adalah berangkat menuju pelabuhan Kasipute yang ada di Bombana. Kapal feri biasanya berangkat dari Selasa, Kamis, Sabtu dan Minggu pukul 09.00 WITA dan membutuhkan waktu 3 jam 20 menit untuk mencapai pelabuhan Tanjung Pusing.
Dari Tanjung Pising sekitar 2 jam dengan sepeda motor ke Desa Wisata Tangkeno. Ada juga kapal cepat untuk mencapai pelabuhan Sikeli (Kabaena Barat). Sikeli hanya berjarak sekitar 1 jam dengan sepeda motor ke Tangkeno.
Saya memilih berangkat dari pelabuhan Kasipute karena memang harga penyeberangan masih murah. Saat artikel ini saya tulis, harga satu motor biasa adalah Rp95.000 dan Rp45.000/orang.
Ketika sudah sampai di Desa Tangkeno, kamu bisa langsung masuk ke sebelah kiri yang ada gerbang masuk. Sayangnya, disini tidak ada basecamp dan kamu harus izin lebih dulu kepada Kepala Desa Tangkeno atau warga setempat. Tidak ada pembayaran simaksi pendakian dan parkir motor bisa titip sama warga agar aman.
Jalur Pendakian
Dari gerbang masuk, jalan setapak menaiki lereng berbatu dan berumput, mengikuti arah kanan dari Benteng.
Pos 1 (800 MDPL) dekat dengan beberapa pohon kecil dan Pos 2 (985 MDPL) mudah terlewatkan, terutama Pos 2 yang saat ini tidak ada rambu-rambu atau plang.
Antara pos 1 dan 2 terdapat satelit (904 MDPL) yang sudah cukup terlihat dari bawah. Pos 3 (1.061 MDPL) dikelilingi oleh beberapa pohon kecil dan ada jenis menara radio tinggi (menara tinggi). Sebagian besar pelancong akan tiba di sini dalam waktu kurang dari 90 menit.
Pos ini adalah tempat yang bagus untuk berkemah karena area datar berumput, tetapi lebih baik melanjutkan ke Pos 4. Untuk pergi dari Pos 3 ke Pos 4, lanjutkan ke lereng hijau di depan sebelah kiri (yaitu puncak barat yang dikenal dengan Wumbun Tandasa, yang tingginya lebih dari 1200 MDPL) dan Pos 4 memang berada pada batas sabana dan hutan gunung Sabampolulu.
Di pos 4 (1.095 MDPL), kamu akan mencapai tepi hutan di sisi kiri gunung. Tempat yang aman untuk camping dengan pemandangan lereng Sabampolulu, pantai dan Batu Sangia yang indah.
Tidak heran itu adalah tempat berkemah paling populer di pegunungan Sabampolulu. Saya dan empat kawan pendakian tiba di sana dalam waktu kurang lebih 3 jam.
Dari pos 4, turun lebih dulu, memasuki hutan (1.062 MDPL), dan mencapai jalan kecil (Simpang Mata Air yang ada di sebelah kiri jalur) yang tidak diberi tanda tetapi merupakan satu-satunya tempat di mana air dapat ditemukan 20 menit ke kanan gunung. Di sekitar pos ini kamu bisa melihat bukti adanya babi hutan (babi hutan) yang menginjak-injak kawasan tersebut.
Setelah persimpangan ini, jalan akan terus menanjak, sampai ke Pos 5 (1045 MDPL) yang merupakan tempat indah lainnya dengan pemandangan dari pepohonan hingga puncak berumput yang dikenal sebagai Tandasa.
Setelah pos 5, jalurnya banyak menanjak dan pemandangan mulai indah tetapi lebih banyak hutan tertutup, sampai ke laut dan bebatuan Sangia. Pos 6 (1147 MDPL) selanjutnya berada di depan pintu masuk hutan lainnnya. Ada sekitar lima pintu masuk hutan yang berbeda di sepanjang jalan karena hutan memberi jalan bagi rerumputan kecil dan lanskap serta terkadang padang rumput terbuka.
Salah satu bagian paling spektakuler dari rute ini adalah pada ketinggian 1408 MDPL di mana terdapat banyak bebatuan untuk dilalui dan pemandangan ke segala arah sangat spektakuler.
Di baliknya terdapat puncak berumput tak bertanda (1.435 MDPL) dengan pemandangan indah lainnya, termasuk untuk pertama kalinya keindahan nyata di depan kami dan pemandangan jurang yang dalam di lereng antara pos 9. Perbukitan yang lebih rendah beberapa kilometer ke selatan disebut Perbukitan Malapulu.
Sepanjang jalur antara Pos 8 dan 9 akan banyak pohon rotan dan tanjakan tidak akan pernah berhenti. Tapi, pemandangan yang keren akan mengurangi beban di kaki.
Puncak gunung Sabampolulu ada di Pos 9 dengan suasana hutan lumut. Dimana sudah ada penanda tugu puncak yang hanya sekitar satu meter.
Seharusnya sebagian besar pendaki membutuhkan waktu sekitar 3 jam hingga 3 jam 30 menit dari Pos 4, jadi total sekitar 6 jam dari gerbang pendakian gunung Sabampolulu. Hal ini berarti sangat mungkin mendaki sehari semalam jika kamu memulai pada pagi hari.
Apakah ada sumber air di gunung Sabampolulu? Ya, memang ada dan menurut saya akan selalu ada walaupun musim kemarau. Letaknya berada antara Pos 4 dan Pos 5. Ambil sebelah kanan dan ikuti saja penanda tali yang ada di sepanjang jalurnya. Butuh waktu sekitar 30 menit dari Pos 4.
Baca juga: Info Pendakian Gunung Arjuno Welirang Via Sumber Brantas, Estimasi Dan Biaya!
Estimasi Biaya
Sedangkan untuk estimasi biaya dalam pendakian gunung Sabampolulu sangat relatif. Tergantung dengan kebutuhan masing-masing.
Karena saya menggunakan motor, maka biayanya juga lebih murah dalam penyeberangan kapal ke pulau Kabaena. Selain itu ada juga rumah kawan di Sikeli. Hal ini membuat kami bisa menginap dan makan gratis selama berada di Kabaena.
Adapun estimasi biaya pendakian gunung Sabampolulu berdasarkan pengalaman saya pribadi adalah sebagai berikut;
- Bensin PP: Rp70.000
- Kapal Feri PP: Rp300.000
- Logistik: Rp30.000
- Simaksi: Gratis
Total biaya yang saya keluarkan selama pendakian ke gunung Sabampolulu Kabaena adakah 400 ribu. Karena memang kami makan gratis selama berada di Kabaena.
Oh ya, pendakian gunung Sabampolulu ini kami lakukan selama 3 hari 2 malam. Karena memang ingin bersantai dan menikmati keindahan alam yang sangat ikonik. Total waktu sampai pulang ke kota Kendari lagi adalah 5 hari 4 malam.
Nah, itulah beberapa informasi mengenai pendakian gunung Sabampolulu yang ada di pulau Kabaena, kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Semua estimasi, jalur dan biaya berdasarkan pengalaman saya pribadi.
Baca juga: Pendakian Gunung Papandayan: Estimasi, Jalur dan Biaya
Jika ada pertanyaan, silahkan hubungi saya pada kontak yang tersedia pada blog ini. Terimakasih dan salam lestari!
Posting Komentar